Papua Barat


Sejarah Papua Barat


Berdiri atas dasar UU Nomor 45 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi Irian Jaya Barat, Provinsi Irian Jaya Tengah, Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kota Sorong. 

Mendapat dukungan dari SK DPRD Provinsi Irian Jaya Nomor 10 Tahun 1999 tentang pemekaran Provinsi Irian Jaya menjadi tiga provinsi

     Pada tanggal 14 Oktober 1999 Rencana pemekaran provinsi menjadi tiga ditolak   warga papua di Jayapura dengaban demonstrasi akr.
       Sejak saat itu pemekaran provinsi ditangguhkan, sementara pemekaran kabupaten tetap dilaksanakan sesuai UU Nomor 45 Tahun 1999.Pemekaran Irian Jaya Barat kembali diaktifkan berdasarkan Inpres Nomor I Tahun 2003 yang dikeluarkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 27 Januari 2003. Sejak saat itu, Provinsi Irian Jaya Barat perlahan membentuk dirinya menjadi provinsi definitif.  Provinsi Irian Jaya Barat menjadi penuh ketika memiliki gurbernur dan wakil gurbernur definitif Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed yang dilantik pada tanggal 24 Juli 2006.Tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. 

Letak Geografis
Provinsi Papua Barat terletak antara 0 - 4 derajat Lintang Selatan dan 124 - 132 derajat Bujur Timur, tepat dibawah garis katulistiwa dengan ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut. Luas wilayah Provinsi Papua Barat sebesar 115.363,50 kilometer persegi.
Batas Utara: Laut Pasifik, Batas Barat: Laut Seram Provinsi Maluku, Batas Selatan: Laut Banda Provinsi Maluku, Batas Timur: Provinsi Papua.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Papua Barat tahun 2010 sebesar 760,422.

Karakteristik 
Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan.
Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter

Sosial Budaya
1. memiliki 24 suku dengan bahasa yang berbeda-beda antara suku  
2. Penduduk asli bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani tradisional.  
3. Makanan asli penduduk adalah sagu, ubu-ubian dan nasi.  
4. dapat dijumpai di kampung-kampung tiap daerah dengan adanya kepala suku sebagai pimpinan.
5. Masyarakat asli Papua Barat menganut mayoritas beragama Kristen protestan, Khatolik dan Islam. 
6. Sisa-sisa peradaban purbakala dapat dijumpai di daerah Fakfak dan Kaimana  
7. rumah tradisional mereka yang disebut honai dengan atapnya terbuat dari rumput kasar dan tembok terbuat dari kayu tanpa ada jendela. Alat musik tradisional Papua adalah atowo, tifa dan fu.
8. Barang unik dari Papua adalah koteka yaitu penutup kemaluan pria yang terbuat dari labu air yang dikeringkan.
        Ada 3 mumi yang dapat kita lihat di Papua; Mumi Aikima di Aikima, Mumi Jiwika di Jiwika dan Mumi Purno di Asologaima. Ketiga mumi ini berada di Wamena.






Perempuan senang sekali memakai tas. Di Papua Barat sebuah  tas juga bisa menjadi simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan. Perempuan Papua, khususnya Papua Barat memiliki tas tradisional bernama Noken yang merupakan perlambangan dari hal-hal di atas tadi.

Noken adalah kantong atau tas yang dijalin dari kulit kayu.Tas ini digantung di kepala atau leher perempuan Papua untuk membawa hasil bumi, anak babi, bahkan menggendong bayi. Selain banyaknya bawaan yang bisa dikalungkan, beberapa perempuan bahkan menggantungkan lebih dari satu noken di lehernya. Biasanya noken ini disusun bertingkat di atas punggung supaya tidak saling tumpuk dan berat.

Keunikan dari tas tradisional ini adalah bahwa hanya perempuan Papua yang diijinkan membuat noken. Perempuan Papua yang belum bisa membuat noken bahkan dianggap belum dewasa dan belum layak menikah. Noken tidak boleh digunakan oleh laki-laki dikarenakam noken adalah simbol sumber kesuburan kandungan seorang perempuan.

Ada perbedaan nama noken di berbagai suku di Papua dan Papua Barat. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku juga berbeda-beda. Ada kulit kayu pohon Manduam, pohon Nawa bahkan anggrek hutan. Noken dari bahan anggrek ini terkenal di Paniai dan nilainya sangat tinggi. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.


Di kampung wisata Sauwadarek, Papua Barat, terdapat perempuanyang membuat noken. Harga noken di Sauwadarek relatif murah antara Rp.25.000-Rp.50.000 per buah tergantung jenis dan ukurannya. Jadi kalau kamu berkunjung ke Papua Barat, noken bisa dijadikan oleh-oleh khas Papua Barat

Keunikan dari Papua Barat lainnya adalah ada Katak Pinokio di Papua Barat, mau tau info lengkapnnya
http://www.papuabaratnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1810%3Akatak-pinokio-spesies-baru-nan-unik-dari-papua&catid=43%3Aunik&Itemid=403

Selain itu ada Raja Ampat inilah ikon keindahan Papua Barat, tapi tidak hanya keindahan alamnya saja, tetapi ada festivalnya juga loh  http://www.indonesiakaya.com/see/read/2011/07/22/615/20022/4/Festival-Raja-Ampat

Ditemukan katak pinokio dari Papua Barat
http://www.papuabaratnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1810%3Akatak-pinokio-spesies-baru-nan-unik-dari-papua&catid=43%3Aunik&Itemid=403

Tidak ada komentar:

Posting Komentar